mardi 2 février 2021

Masjid Pesucinan, Leran, Manyar: Peninggalan Syeh Maulana Malik Ibrahim

 

Atok Witono
 
Ada yang menarik di desa Pesucinan, Leran, Manyar, yaitu Masjid tertua di Jawa peninggalan Syeh Maulana Malik Ibrahim. Untuk menuju masjid tersebut, pengunjung harus melintasi jalan kampung berpaving sejauh 2,5 kilometer dari Jalan Raya Manyar. Sebagian jalan yang dilewati merupakan jalan tambak. Di sudut jalan terdapat petunjuk berupa plakat dengan tulisan ’’Masjid Pesucinan peninggalan Syekh Maulana Malik Ibrahim.”
 
Memasuki areal masjid, pengunjung disambut gerbang yang melengkung cukup besar. Di atasnya ada kaligrafi bercorak emas dengan tulisan Masjid Syekh Maulana Malik Ibrahim. Masjid Pasucinan memang sudah mengalami pemugaran total. Pemugaran besar-besaran dilakukan pada 1960 hingga 1970-an. Pemugaran membuat bentuk masjid berubah total. Saat ini bangunan masjid berukuran sekitar 50 x 80 meter.
 
Sebelum pemugaran total, Masjid Pesucinan hanya berukuran sekitar 7 x 8 meter. Dindingnya terbuat dari kayu hutan dengan atap sirap yang juga dari kayu. Karena atapnya rusak dimakan usia, warga Pesucinan kemudian menggantinya dengan anyaman daun kelapa (welit). Rusak lagi, atap kembali diganti dengan seng. Nah, karena bangunan dianggap tidak layak lagi, akhirnya pada 1960-an dilakukan pemugaran total atas persetujuan masyarakat sekitar.
 
’’khusus untuk Beduk, kayu, dan atap bangunan lama semuanya disimpan di Museum Maulana Malik Ibrahim,”
 
Yang masih tersisa dari bangunan lama hanya mimbar masjid. Warga tidak berani membongkar bagian mimbar karena bentuk penghormatan terhadap Syekh Maulana Malik Ibrahim. Mimbar itu kini berada di dalam masjid hasil pemugaran.
 
Salah satu ciri Masjid Pesucinan sebagai masjid tua terlihat dari pucuk atap. Di situ ada kubah kecil berbentuk limas. Terdapat ornamen ukiran yang dipasang di bagian ujung atap. Selain itu, di dalam masjid masih ada bukti peninggalan berupa kolam sebagai tempat wudu. Telaga berukuran 3 x 3 meter dengan kedalaman sekitar 2,5 meter itu berada di dalam masjid hasil pemugaran. Letaknya di sisi kanan mimbar masjid lama. Hingga kini, air kolam tersebut dipercaya bisa mendatangkan berkah. Salah satunya sebagai obat. ’’Konon selain sebagai tempat wudu, banyak pengunjung yang membawa air untuk obat,”
 
Tidak banyak catatan sejarah yang membuktikan bahwa Masjid Pesucinan merupakan masjid tertua di Pulau Jawa. Ketua Masyarakat Sejarah Gresik Mustakim menyatakan, anggapan tersebut mengacu pada kedatangan Syekh Maulana Malik Ibrahim pada 1389 Masehi. Tidak lama setelah di sana, wali pertama itu lantas membangun sebuah masjid di kawasan tersebut. Nama yang diberikan untuk masjid itu adalah Pesucinan. Dalam bahasa Jawa, nama tersebut berarti tempat menyucikan diri. ’’Nama Pesucinan berarti menyucikan masyarakat setempat dari pengaruh Majapahit yang masih memeluk Hindu-Buddha,”
 
Pemerhati sejarah Dr Muhammad Toha punya pandangan serupa. Dia menyatakan, kala itu daerah Pesucinan merupakan tempat pendaratan kapal Syekh Maulana Malik Ibrahim ketika kali pertama datang pada 1389 Masehi. Daerah tersebut dijadikan sebagai dermaga karena posisinya persis di pinggir laut. Dugaan tersebut dikuatkan dengan penemuan batu tua setinggi 0,5 meter di sudut sisi timur masjid. Benda itu diyakini sebagai tambatan kapal Syekh Maulana Malik Ibrahim. Tempat tersebut juga diyakini menjadi tempat bersandar kapal Siti Fatimah binti Maemun pada 1081 Masehi. ’’Itulah mengapa desa ini diberi nama Desa Leran,” kata Muhammad Toha.
 
Namun, nama ’’Leran” muncul dari dua versi. Pertama, berasal dari kata ler-leran dalam bahasa kromo inggil Jawa kuno yang artinya wilayah utara. Makna itu tepat karena wilayah tersebut merupakan wilayah pesisir utara Pulau Jawa. Ada juga versi lain yang menyebut Leran berasal dari bahasa Jawa ’’leren” yang artinya berhenti. Lalu, lama-kelamaan menjadi Leran. ’’Disebut leren karena tempat singgah atau berlabuhnya kapal,”

Walahu'alam bishawab.

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria