lundi 5 avril 2021

Menyikapi Internet Sebagai Media Bersastra

Sihar Ramses Simatupang
sinarharapan.co.id
 
Pembacaan cerita pendek oleh Danarto di QB Book Store saat peluncuran Graffiti Imaji oleh Yayasan Multimedia Sastra pekan lalu adalah sebuah momen menarik buat para penulis yang selama ini cukup produktif di dalam situs internet. Terbitnya kumpulan cerita pendek?memuat 83 karya yang dipilih oleh Sapardi Djoko Damono, Yanusa Nugroho, dan Anna Siti Herdiyanti?ini menguatkan posisi karya sastra dalam dunia internet.
 
Seiring perkembangan teknologi, internet menjadi alternatif media bagi seniman untuk berkarya. Tak heran, banyak situs yang kemudian bermunculan untuk mewadahi kreativitas para sastrawan. Salah satunya adalah www.cybersastra.net. Situs yang dibentuk oleh Yayasan Multimedia Sastra ini nyatanya mampu menjadi wadah yang memadai. Buktinya, telah dua buku diterbitkan oleh Yayasan Multimedia Sastra yang materinya diambil dari karya-karya yang disumbangkan seniman pada situs tersebut, baik berupa cerita pendek, puisi, maupun esei.
 
Situs lain yang juga bergerak di bidang sastra bernama www.bumimanusia.or.id. Dari situs ini, telah dihasilkan beberapa karya tercetak antara lain antologi cerpen Puthut E.A yang berjudul Sebuah Kitab yang Tak Suci, dan Beatniks, puisi-puisi Nuruddin Asyhadie, dan Bumi Manusia 1: Ini … Sirkus Senyum. Ini belum dihitung dengan terbitnya beberapa jurnal yang sebelumnya telah melewati sistem penyeleksian melalui editorial situs tersebut.
 
Para sastrawan yang cukup dikenal dan setia di dalam berproses pun, banyak yang sudah pernah terlibat di dalam pengukuhan karya-karya para sastrawan di dunia internet. Tak kurang beberapa nama seniman yang cukup lama dikenal, ikut mendukung fenomena sastra internet di media massa. Para penulis itu antara lain Eka Darma Putera, F. Rahardi, Meidy Lukito hingga Sobron Aidit.
 
Kontroversi
 
Walau sastra internet tak bisa dipandang sebagai genre karena tidak menghasilkan sebuah tradisi baru, tanpa perjuangan estetik (istilah yang digunakan penyair Ahmadun Yosi Herfanda), dan juga masih mengangkat nama-nama penyair lama di media cetak, antara lain Dorothea Rosa Herliany, Viddy AD, Aslan Abidin, Endang Supriadi, Gus tf Sakai, dan Cecep Syamsul Hari, tak dapat disangkal pula keberadaannya memunculkan pula nama-nama baru yang tengah berproses dan mulai menguat di dunia sastra maya itu.
 
Sementara itu, Ribut Wiyoto (penulis esei sastra) menanggapi dengan tajam. Menurutnya, sasatra internet adalah media yang terlalu mudah menerima naskah, tanpa memiliki kriteria yang jelas. Redaksi juga dipandangnya terlalu berkompromi dengan naskah-naskah yang masuk di dalamnya. Akibatnya, para penulis yang ada pun agak diragukan kualitasnya. Walau pemerhati sastra, Yaqin Saja, juga mengingatkan tentang situs lain yang tidak dicermati oleh Ribut -misalnya yang mengangkat karya Sitor Situmorang- tetapi kualitas karya memang harus jadi perhatian tersendiri bagi redaksi.
 
Jagat sastra Indonesia tampaknya membutuhkan sebuah isu kontroversial selain isu kelahiran para senimannya. Bila dulu muncul perdebatan tentang sastra Balai Pustaka atau bukan, Lekra atau Manifest, sastra Indonesia sebagai warga sastra dunia, genre prosa liris, sastra kontekstual lewat Arief Budiman dan Ariel Haryanto, mungkinkah isu “kacangan” tentang sastra internet menjadi sebuah topik dan fenomena menarik?
 
Di sisi lain, selain kekurangan yang ada, media internet memang meruapkan sebuah alternatif terhadap tersumbatnya kebebasan kreatif mengenai kriteria sastra di dalam media massa. Di dalam pembicaraan SH dengan Nanang Suryadi dan Sutan Iwan Soekri Munaf, dipaparkan juga tentang kelebihan sastra internet yang antara lain ikut memberikan ruang baru terhadap definisi cerpen. Cerpen yang bisa hadir dalam bentuk “sangat mini” atau “sangat panjang”, itu berbeda dengan media massa yang punya syarat tegas tentang halaman cerpen yang memenuhi kriteria.
 
Intensitas yang jauh lebih dinamis dibanding media cetak merupakan kelebihan media internet. Media ini bisa menampung lebih banyak karya dibanding majalan, jurnal, atau koran yang hanya memuat beberapa karya saja dalam satu minggu.
 
Sastra internet adalah sebuah tradisi yang muncul di tengah perkembangan teknologi. Di Indonesia, atau di dunia, sastra internet bisa jadi merupakan sebuah tesis dan antitesis terhadap dinamisasi sastra. Tersumbatnya saluran eksistensi bagi generasi muda -yang terlihat dari minimnya kelahiran komunitas baca sastra, kantong kesenian, peluncuran antologi atau event lomba- membuat sastra internet adalah sebuah tawaran yang kemudian digandrungi. Apakah internet hanya melahirkan seniman yang instan, tak percaya diri dan tak teruji dalam persaingan? Perjalanan waktulah yang akan membuktikannya.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/07/menyikapi-internet-sebagai-media-bersastra/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria