mardi 20 juillet 2021

Asal Usul Julukan Paus Sastra Indonesia Kepada HB Jassin

Annisa Febiola
seleb.tempo.co, 11 Mar 2021
 
Hans Bague Jassin atau lebih kita kenal dengan nama HB Jassin wafat pada 11 Maret 2000 dalam usia 83 tahun. H.B Jassin lahir di Gorontalo, Sulawesi Selatan pada 13 Juli 1917. Ia dikenal sebagai seorang kritikus dan dokumentasi sastra Indonesia.
 
Karena reputasinya, HB Jassin dijuluki Paus Sastra Indonesia. Bukan tanpa alasan, julukan ini diberikan karena jasanya sebagai kritikus dan esais termasyhur di Indonesia. Julukan ini diperkuat dengan dengan banyaknya tulisan H.B. Jassin yang berupa kritik dan esai di berbagai media massa cetak.
 
Di dalam Buku H.B Jassin Perawat Sastra Indonesia disebutkan bahwa sebenarnya Paus Sastra bukan merupakan julukan pujian, melainkan ejekan. Gayus Siagian kesal karena Jassin seperti Paus yang pemimpin tertinggi umat Katolik di seluruh dunia. Di mana, semua umat Katolik pasti akan mendengar dan menuruti perkataannya. Dalam perayaan Paskah dan Natal, misalnya, khotbah Paus pun dinanti-nanti.
 
Di dalam ulasannya, Jassin sering menyebut-nyebut karya dan penulis yang pantas untuk diperhitungkan. Apabila ada karya pengarang baru yang diulas dan dinyatakan baik oleh Jassin, semua orang akan mengamininya. Itulah mengapa Jassin dikatakan layaknya Paus di Vatikan.
 
Ia mulai menulis resensi sastra saat bersekolah di Sekolah Hollandsch-Inlandsche di Gorontalo. Sekolah ini merupakan sekolah bahasa Belanda untuk orang Indonesia asli. Di sinilah Jassin mulai banyak membaca. Jassin pindah ke Medan mengikuti keluarganya. Di Medan pulalah Jassin berkenalan dengan Chairil Anwar.
 
Usai menyelesaikan studinya di HBS Medan, ia kembali ke Gorontalo. Sebelum itu, ia singgah ke Jakarta menemui Sutan Takdir Alisjahbana. Sutan Takdir ialah pengarang terkenal yang bekerja di Balai Pustaka, penerbit dan percetakan yang didirikan oleh Belanda. Mereka berdiskusi soal kesusastraan, bahasa, kebudayaan, dan sebagainya. Sesampainya di Gorontalo, Jassin bekerja di kantor warga setempat tanpa dibayar.
 
Tak lama, Sutan Takdir menawari Jassin bekerja sebagai Redaktur Buku di Balai Pustaka. Sutan Takdir selaku Direktur Eksekutif terkesan dengan Jassin. Di dalam buku berjudul H.B Jassin Perawat sastra Indonesia, Sutan Takdir mengatakan bahwa orang sepintar Jassin pasti akan berguna untuk Balai Pustaka.
 
Namun, Jassin rupanya tidak langsung menerima tawaran tersebut, karena ayahnya memintanya untuk bekerja di Gorontalo saja. Akhirnya Jassin bekerja sebagai tenaga sukarela di Kantor Asisten Residen. Jassin hanya bertahan 5 bulan. Setelah itu, ayahnya membolehkan Jassin untuk pergi ke Jakarta pada 1940. Di Balai Pustaka, Jassin bertugas membuat ulasan buku-buku sastra.
 
Di Balai Pustaka, Jassin bekerja sampai tahun 1947. Ia tetap memilih bekerja di lingkungan majalah kesusastraan dan kebudayaan. Di antaranya ada Mimbar Indonesia (1947-1966), Zenith (1951-1954), Bahasa dan Budaya (1952-1963, Kisah (1953-1956), Seni (1955), Sastra (1961-1969), dan Horison (1966-2000).
 
Pada tahun 1953, Jassin mengajar di Fakultas Sastra UI. Karena saat itu Jassin belum bergelar sarjana, ia diminta untuk berkuliah juga di fakultas itu. Jadi, ia menjadi dosen sekaligus mahasiswa di Fakultas Sastra UI. Pada tahun 1957, ia lulus. Ia terbang ke Amerika Serikat untuk memperdalam ilmu perbandingan sastra di Universitas Yale. Sepulang dari Amerika Serikat pada 1959, Jassin sempat berhenti mengajar dan kembali mengajar dua tahun kemudian. Jassin kembali berhenti dari Fakultas Sastra pada tahun 1964.
 
Berbekal pengetahuannya soal gaya menulis banyak pengarang, Jassin mengelompokkan pengarang-pengarang Indonesia ke dalam angkatan-angkatan. Ada Angkatan Pujangga Baru, Angkatan 45, dan Angkatan 66. Angkatan Pujangga Baru meliputi pengarang dan penyair yang karyanya terbit sebelum Indonesia merdeka, yang kebanyakan terbit di majalah.
 
Lalu Angkatan 45 meliputi pengarang dan penyair yang karyanya muncul antara tahun 1942 sampai tahun 1945. Karya-karya mereka dianggap lebih liar dan lebih berani dibanding angkatan sebelumnya. Sedangkan Angkatan 66 merupakan pengarang atau penyair yang menulis antara tahun 1962 sampai tahun 1968. Umumnya, angkatan ini menyajikan gambaran permusuhan antara kelompok sastrawan pendukung PKI dan penentang PKI. Antologi ini kemudian disetujui dan diterima banyak orang. Sebab, ketika itu Jassin adalah satu-satunya orang yang menulis kritik sastra secara terus-menerus.
 
Di antara buku-buku kritik Jassin yang diterbitkan atas inisiatifnya sendiri seperti Angkatan 45 (1951), Tifa Penyair dan Daerahnya (1952), Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esai (4 jilid, 1954-1967), Chairil Anwar Pelopor Angkatan ‘45 (1956), Tenggelamnya Kapal Van der Wijck dalam Polemik (1963), dan Heboh Sastra 1968: Sebuah Pertanggungjawaban (1970).
 
Pada hari ini 21 tahun lalu, tepatnya 11 Maret 2000, Hans Bague Jassin atau HB Jassin wafat dalam usia 83 tahun. Jassin wafat di Jakarta dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dengan upacara kemiliteran.
 
Editor: Iqbal Muhtarom. http://sastra-indonesia.com/2021/07/asal-usul-julukan-paus-sastra-indonesia-kepada-hb-jassin/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria