Bantahan Panitia Penyelenggara Utan Kayu International Literary Biennale
2007, Komunitas Utan Kayu, Jakarta
Edy A Effendi
Media Indonesia, 2 Sep 2007
MEDIA Indonesia telah kebobolan oleh termuatnya sebuah berita bohong.
Chavchay Syaifullah seolah-olah melakukan reportase acara pembukaan Utan Kayu
International Literary Biennale 2007 dengan menulis sebuah laporan dengan judul
utama, ‘Si Geger Menangis, Pesta Bir Berlanjut’ (Media Indonesia, Minggu 26
Agustus 2007).
Utan Kayu International Literary Biennale 2007 adalah pertemuan sastra
internasional keempat yang diadakan Komunitas Utan Kayu yang kali ini
diselenggarakan di Jakarta dan Magelang. Acara tersebut juga berlangsung di
kedutaan besar dan pusat kebudayaan asing di Jakarta serta di sekolah dan
pesantren. Festival diikuti 26 sastrawan Indonesia dari berbagai daerah, 20
sastrawan dari Lebanon, Pakistan, India, Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea Selatan,
Togo, Bolivia, Belanda, Australia dan AS. Sejumlah pengamat dari luar negeri
juga datang.
Tulisan Chavchay tidak mencerminkan inti dan cakupan pertemuan sastra itu.
Sebaliknya, di dalamnya terdapat sedikitnya empat kebohongan.
Pertama, menurut Chavchay, “Terlihat banyak tamu yang mabuk selepas acara
pembukaan itu.” Ia juga mengatakan, “Peristiwa itu terang saja membuat risih
para tamu lainnya yang menilai pesta bir itu sebagai pekerjaan setan.”
Kedua, menurut Chavchay, ‘…seorang penyair bernama Geger menangis karena
selepas menulis nama dan membubuhkan tanda tangan pada buku tamu, ia diusir
satpam’.
Ketiga, Chavchay mengutip penyair Geger, ‘Saya memang bersandal jepit dan
berpakaian jelek seperti ini. Tapi apa karena penampilan seperti ini saya tidak
boleh masuk?’ Dikatakan pula, Geger berlinang air mata. Selanjutnya Chavchay
menulis, ‘Yang boleh makan ialah jenis undangannya lain’, kata rekan Geger asal
Papua itu sambil menunjukkan undangan yang kemudian dilacaknya sendiri.
Keempat, Chavchay menulis, ‘Sudah bukan rahasia lagi KUK kurang suka dengan
Sutardji Calzoum Bachri’. Kami katakan semua itu dusta belaka karena:
Pertama, berdasarkan kesaksian hadirin maupun petugas, tidak ada seorang
pun (apalagi ‘banyak’) tamu yang mabuk. Perlu diketahui, bir yang disediakan
sangat terbatas dan gerai bir ditutup sebelum acara selesai. Penyediaan bir
adalah suatu kelaziman dalam jamuan internasional. Hal itu juga bukan pertama
kalinya terjadi di Taman Ismail Marzuki.
Chavchay, dengan mengatasnamakan para tamu, menilai resepsi itu adalah
‘pesta bir’ sebagai pekerjaan setan. Penilaian seperti itu jelas bertujuan
menyebarkan citra buruk Komunitas Utan Kayu, Taman Ismail Marzuki, Dewan
Kesenian Jakarta, para sastrawan peserta festival, dan para tamu.
Kedua, kami menegaskan tidak ada seorang pun yang diusir keluar atau
dihalang-halangi untuk masuk dari dan ke Teater Kecil TIM malam itu. Hal itu
bisa dicek kepada satpam, petugas dari panitia, dan para hadirin, termasuk
Geger.
Ketiga, acara tersebut terbuka untuk umum, gratis, dan hadirin tidak harus
menunjukkan undangan untuk menikmati acara dan hidangan.
Keempat, kami tegaskan tidak ada perasaan tidak suka kami terhadap Sutardji
Calzoum Bachri. Kami mendasarkan undangan bukan pada perasaan suka dan tidak
suka. Kami tak punya masalah dengan Sutardji. Beberapa kali kami juga
mengundang beliau dalam acara di Teater Utan Kayu maupun dalam Biennale Sastra.
Bahkan Sutardji pernah menjadi pembicara pada acara diskusi tentang puisi di
Teater Utan Kayu.
Chavchay dengan sengaja mengabaikan keharusan etis wartawan untuk mengecek
dua pihak yang bersangkutan. Kami sungguh heran mengapa seorang wartawan dari
surat kabar terkemuka menulis fitnah dan kebohongan seolah digerakkan
kedengkian.
Kami sangat menyesalkan rubrik kebudayaan Tifa Media Indonesia yang
mestinya punya peran penting dalam penyebaran informasi dan pemikiran
kebudayaan, telah disalahgunakan untuk menyebarkan fitnah dan berita bohong.
Berita bohong semacam itu bisa mengakibatkan kesalahpahaman, kesan buruk, dan
reaksi yang tak semestinya.
Kami percaya fitnah dan berita bohong yang disebarkan Chavchay tidak sesuai
dengan kebijakan, watak, dan kebiasaan Media Indonesia.
Marilah kita lebih banyak bekerja untuk menghasilkan karya-karya bermutu
dan bukannya membiakkan fitnah.
Sitok Srengenge
Direktur Utan Kayu Internatinal Literary Biennale
Catatan redaksi:
Terima kasih kepada Sitok Srengenge selaku Direktur Utan Kayu International
Literary Biennale atas bantahan terhadap reportase wartawan kami, Chavchay
Syaifullah, Geger Menangis, Pesta Bir Berlanjut, (26 Agustus 2007). Sekadar
tambahan, hasil penjelasan Chavchay Syaifullah berdasarkan wawancara dengan
Geger Prahara dan ada alat bukti rekamannya. Geger Prahara membenarkan bahwa
dia diusir pihak keamanan Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Saya sepakat ajakan Sitok Srengenge agar lebih banyak bekerja untuk
menghasilkan karya-karya bermutu dan bukannya membiakkan fitnah. Saya juga
mengajak agar menyelesaikan persoalan dengan cara-cara proporsional, bijak, dan
tidak tendensius. Sastra harus dikembalikan pada habitatnya, menyelusuri
keindahan hutan belantara bahasa, bukan caci maki atau hasutan. Akhirnya,
seperti halnya ungkapan penulis lakon The Chairs (Les Chaises) Eugene Ionesco,
bahwa tugas seniman itu mencipta.
Demikianlah, mudah-mudahan kita bisa mengakhiri persoalan dengan arif;
menebarkan prasangka-prasangka baik terhadap setiap individu meski kita berbeda
pikiran.
***
dimanche 4 juillet 2021
S'abonner à :
Publier des commentaires (Atom)
A. Anzieb
A. Muttaqin
A. Syauqi Sumbawi
A.P. Edi Atmaja
A.S. Laksana
Abdurrahman Wahid
Acep Zamzam Noor
Adhie M Massardi
Adin
Adrizas
Afrilia
Afrizal Malna
Afrizal Qosim
Aguk Irawan MN
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahmad Faishal
Ahmad Farid Yahya
Ahmad Fatoni
Ahmad Jauhari
Ahmadun Yosi Herfanda
Aik R Hakim
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Albert Camus
Alex R. Nainggolan
Amanche Franck
Amien Kamil
Aming Aminoedhin
Ana Mustamin
Andra Nur Oktaviani
Andrenaline Katarsis
Anindita S. Thayf
Anjrah Lelono Broto
Annisa Febiola
Anton Wahyudi
Aprinus Salam
Arafat Nur
Arie MP Tamba
Arif Yulianto
Arifi Saiman
Arswendo Atmowiloto
Arung Wardhana Ellhafifie
Aryo Bhawono
AS Dharta
Asarpin
Atok Witono
Awalludin GD Mualif
Ayesha
B Kunto Wibisono
Badaruddin Amir
Balada
Bambang Bujono
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Bantar Sastra Bengawan
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Berita Foto
Bernadette Aderi
Bernando J. Sujibto
Binhad Nurrohmat
Boy Mihaballo
Budaya
Budi Darma
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairil Anwar
D. Zawawi Imron
Daisy Priyanti
Dareen Tatour
Daru Pamungkas
Dedy Tri Riyadi
Deni Jazuli
Denny JA
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dharmadi
Dhenok Kristianti
Dian Sukarno
Didin Tulus
Dina Oktaviani
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dwi Fitria
Dwi Klik Santosa
E. M. Cioran
Ebiet G. Ade
Eddi Koben
Edi AH Iyubenu
Edy A Effendi
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Permadi
Eko Prasetyo
Enda Menzies
Ernest Hemingway
Erwin Setia
Esai
Evan Gunanzar
F. Rahardi
Fadllu Ainul Izzi
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Fairuzul Mumtaz
Fajar Alayubi
Farah Noersativa
Faris Al Faisal
Fatah Yasin Noor
Fathoni Mahsun
Fathurrozak
Fauz Noor
Fauzi Sukri
Fazar Muhardi
Feby Indirani
Felix K. Nesi
Franz Kafka
FX Rudy Gunawan
Gesang
Gola Gong
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Guntur Budiawan
Gus Noy
Gusti Eka
H.B. Jassin
Hamka
Hari Purwiati
Haris del Hakim
Hartono Harimurti
Hasan Gauk
Hasnan Bachtiar
Henriette Marianne Katoppo
Herry Lamongan
HM. Nasruddin Anshoriy Ch
Holy Adib
Hudan Hidayat
Humam S. Chudori
I Nyoman Darma Putra
Ida Fitri
Idrus
Ignas Kleden
Ilung S. Enha
Imam Muhayat
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Indonesia O’Galelano
Indra Tjahyadi
Indria Pamuhapsari
Irwan Apriansyah Segara
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Zulkarnain
J Anto
Jadid Al Farisy
Jakob Oetama
Jalaluddin Rakhmat
Jamal T. Suryanata
James Joyce
Januardi Husin
Jemi Batin Tikal
Jo Batara Surya
Johan Fabricius
John H. McGlynn
John Halmahera
Jordaidan Rizsyah
Juan Kromen
Judyane Koz
Junaidi Khab
Jurnal Kebudayaan The Sandour
Jusuf AN
K.H. M. Najib Muhammad
Kadjie Mudzakir
Kahfie Nazaruddin
Kamran Dikarma
Kedung Darma Romansha
KH. Ahmad Musthofa Bisri
Khansa Arifah Adila
Khoirul Anam
Khulda Rahmatia
Kiki Sulistyo
Komunitas Sastra Mangkubumen
Komunitas-komunitas Teater di Lamongan
Kurniawan
Kurniawan Junaedhie
Kuswaidi Syafi’ie
Lagu
Laksmi Shitaresmi
Latief S. Nugraha
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Leo Tolstoy
Linda Christanty
Linda Sarmili
Lutfi Mardiansyah
M Zaid Wahyudi
M. Adnan Amal
M’Shoe
Maghfur Munif
Mahamuda
Mahmud Jauhari Ali
Mahwi Air Tawar
Maman S. Mahayana
Maratushsholihah
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Maria Magdalena Bhoernomo
Mariana Amiruddin
Mario F. Lawi
Maroeli Simbolon
Martin Aleida
Mashdar Zainal
Mashuri
Mbah Kalbakal
Melani Budianta
Mochtar Lubis
Moh. Dzunnurrain
Mohammad Bakir
Mohammad Kasim
Mohammad Tabrani
Muhammad Ali
Muhammad Idrus Djoge
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhidin M. Dahlan
Mukhsin Amar
Mulyo Sunyoto
Munawir Aziz
Musafir Isfanhari
Mustain
Myra Sidharta
N. Syamsuddin CH. Haesy
Naim
Nanda Alifya Rahmah
Nara Ahirullah
Naskah Teater
Naufal Ridhwan Aly
Nawangsari
Nezar Patria
Niduparas Erlang
Nikita Mirzani
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nur Wahida Idris
Nurel Javissyarqi
Observasi
Ocehan
Pameran Lukisan
Panggung Teater
Pentigraf
Performance Art
Pondok Pesantren Al-Madienah
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringgo HR
Prosa
Pudyo Saptono
Puisi
Pustaka Ilalang
PUstaka puJAngga
Puthut EA
Putu Wijaya
R. Toto Sugiharto
Raedu Basha
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Prambudhi Dikimara
Ratih Kumala
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Reko Alum
Remy Sylado
Resensi
Reza Aulia Fahmi
Ribut Wijoto
Rikardo Padlika Gumelar
Riki Dhamparan Putra
Risang Anom Pujayanto
Riska Nur Fitriyani
Rofiqi Hasan
Rokhim Sarkadek
Roland Barthes
Rony Agustinus
Rosdiansyah
Rozi Kembara
Rx King Motor
S Yoga
S. Arimba
S. Jai
Sabda Armandio
Sabine Mueller
Sabine Müller
Sabrank Suparno
Saiful Amin Ghofur
Sajak
Samir Amin
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sapardi Djoko Damono
Sasti Gotama
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sejarah
Selendang Sulaiman
Seno Gumira Ajidarma
Shinta Maharani
Sholihul Huda
Sidik Nugroho
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sitok Srengenge
Siwi Dwi Saputro
Sofyan RH. Zaid
Sohifur Ridho’i
Soni Farid Maulana
Sosiawan Leak
Sri Pudyastuti Baumeister
Sugito Ha Es
Sumani
Sumargono SN
Sunan Bonang
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Suripno
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Sutrisno Buyil
Syarif Hidayat Santoso
T Agus Khaidir
T.N Angkasa
T.S. Eliot
Tatan Daniel
Taufik Ikram Jamil
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teater ESKA
Teater Pendopo nDalem Mangkubumen
Teater Tawon
Tedy Kartyadi
Teguh Winarsho AS
Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo
Tirto Suwondo
Tito Sianipar
Tiya Hapitiawati
Tjahjono Widijanto
Tjoet Nyak Dhien
Toeti Heraty
Toto Sudarto Bachtiar
Tujuh Bukit Kapur
Udin Badruddin
Umbu Landu Paranggi
Undri
Uwell's King Shop
Uwell's Setiawan
Vitalia Tata
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Hidayat
Wahyudi Akmaliah Muhammad
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Jengki Sunarta
Welly Kuswanto
Wulansary
Yasunari Kawabata
Yeni Mulyani
Yetti A. KA
Yohanes Sehandi
Yonathan Rahardjo
Yudha Kristiawan
Yudhistira ANM Massardi
Yukio Mishima
Yusri Fajar
Zakky Zulhazmi
Zawawi Se
Zehan Zareez
Zuhdi Swt
Zuhkhriyan Zakaria
Aucun commentaire:
Publier un commentaire