mardi 20 juillet 2021

SELAMAT JALAN MAS SUR

Herry Lamongan *
 
RPA Suryanto Sastroatmodjo dikenal sebagai pengarang sastra Jawa modern. Pernah mengasuh rubrik “Bokor Kencana” Harian Berita Nasional (Bernas), ialah rubrik tanya jawab tentang budaya Jawa. Penjaga gawang rubrik “Sampur Mataram” harian Kedaulatan Rakyat (KR) yang juga membahas masalah budaya Jawa. Dan mengetuai Paguyuban Macapat Selasa Kliwon di hotel Garuda Yogyakarta.
 
Bupati anom sifat kapujanggan Keraton Surakarta dengan gelar KRT Suryo Puspo Hadinegoro ini, telah wafat Selasa Kliwon 17 Juli 2007 pukul 10.00. Dimakamkan hari Rabu 18 Juli 2007 di Pesareyan Pakpahan, Tasikmadu, Karanganyar, Jawa Tengah.
 
Kepergian budayawan kondhang ini cukup mengagetkan berbagai kalangan. “Pada malam Selasa Kliwon beliau masih tampak menghadiri acara macapatan di Hotel Garuda,” ungkap Nugroho, salah satu aktifis kegiatan itu. Pemimpin Redaksi Harian Kedaulatan Rakyat, Drs.Octo Lampito juga mengaku terkejut mendengar kabar wafatnya Mas Sur. Lebih lanjut Octo menuturkan bahwa ketika jadi wartawan yunior ia banyak belajar pada Mas Sur. Menurut Octo, Mas Sur figur yang ramah dan tidak kikir membagi ilmu, terutama hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa. “Karena itu, sejak dulu teman-teman sudah menyebut beliau sebagai kamus berjalan,” papar Octo yang juga Ketua PWI Cabang Yogya ketika memberi kata sambutan pemberangkatan jenazah.
 
Bersama Pengacara dan penggiat budaya Jawa Heniy Astiyanto SH, Mas Sur aktif dalam Perhimpunan Jawa Gandrung Yogyakarta maupun Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY). Dalam berbagai sarasehan sastra Jawa Mas Sur sering didaulat menjadi nara sumber. Karena memang mumpuni dalam bidang budaya Jawa, beliau pun kerap diundang ke Suriname dan Belanda untuk menjadi pembicara. “Saya kira sulit mencari budayawan seperti Mas Suryanto, ramah, rendah hati dan mudah diajak membikin bermacam kegiatan untuk melestarikan kebudayaan Jawa,” ujar Heniy Astiyanto tentang Mas Sur.
 
RPA Suryanto Sastroatmodjo lahir di Bojonegoro, 20 Februari 1951. Beliau putra Pangeran Adipati Surya Hadi Negara III dan Ray Sri Haluwiyah Wuryaningrum, Adipati Bojonegoro (Regent Bojonegoro). Bersaudara 7 orang, tiga putra empat putri. Sejak belia Mas Sur sudah gemar menekuni masalah ngelmu kasepuhan atau kejawen. Setamat SMA beliau kuliah di jurusan Komunikasi Fisipol UGM Yogyakarta sampai sarjana muda. Sempat menjadi guru SMA Katolik Bojonegoro. Kemudian menjadi karyawan LIPI di Jakarta, namun tak kerasan tinggal di ibukota. Beliau memilih kembali dan menetap di Yogyakarta menekuni dunia kepenulisan sastra dan budaya Jawa hingga akhir hayatnya. Karya beliau banyak tersebar di berbagai koran dan majalah, antara lain di Panjebar Semangat, Jayabaya, Kumandhang, Mekarsari, Jaka Lodhang, Parikesit, Pustaka Candra, Dharma Nyata. Puluhan tulisan Mas Sur juga terbit dalam bentuk buku: Pagi Cerah di Awal April, Setetes Embun Pagi, Di Kaki Langit Utara, Tragedi Kartini, Sinuhun Hamardika, Seraut Wajah, Dolorosa Adolosensia, Sahibul Hikayat al Hayat, Balada Layang Pangentasan, dsb. Karya Mas Sur yang dimikrofilmkan oleh Koninklijk Institut Voor de Taaland ed Volkenkunde adalah Sang Bocah, Palgunaning Palguna, Balada Lintang, Pada Sebuah Musim, Sayap-sayap Merpati, Jayengbrata Lelana, dsb.
 
Menerima bintang emas Bhakti Budaya dari Pusat Kebudayaan Jawa Surakarta (1995), Anugerah Seni sebagai Sastrawan Jawa dari Pemda DIY (1996). Satu dari “5000 Personalities of The World” versi American Biographical Institut Stylist (1997). Dianugerahi gelar Bupati Kapujanggan KRT Suryo Puspo Hadinegoro oleh Susuhunan Paku Buwono XII (1997). Tahun 2005 kemarin beliau memperoleh penghargaan Rancage untuk antologi geguritannya Balada Layang Pangentasan.
 
Penulis dan “gerilyawan” sastra Lamongan, Nurel Javissyarqi pernah akrab dengan Mas Sur semasa di Yogya. Terakhir Nurel ikut mengantar jenazah Mas Sur ketika kebetulan untuk kesekian kali ia dari Lamongan dolan ke Yogya. Rabu Legi itu, mendung memayungi Pemakaman Pakpahan, Tasikmadu, Karanganyar, seakan ikut berduka mengiring jasad Mas Sur pergi abadi ke liang lahat. Selamat Jalan Mas Sur! (hela).
 
SEUTAS GERIMIS
:Mas Sur
 
seorang pujangga berkemas
meniti seutas waktu, sendiri
hingga ujung
huyung sempurna dengan jisim tengadah
 
ada gerimis luruh pagi-pagi
ada cuaca redup beberapa hari
kalendermu tanggal dari dinding kehidupan
setelah layang pangentasan
setelah bertajuk-tajuk sastra
lahir dari garba imaji dari persendian rindu
sendirimu
sendi-sendi yogya yang selalu warna-warna
tak sesunyi rumahmu kini
 
seorang pujangga telah pulang
meninggalkan waktu
lewat sebuah hari
engkau berangkat abadi ke seberang
 
langit muram, berkabung
dengan pita hitam di lengan kata-kataku
 
tinggal jejak senyap
kekal dalam kenangan
 
Lamongan 21 juni 2007
 
***
 
*) Herry Lamongan, sastrawan yang mulai menulis puisi Indonesia dan Jawa tahun 1983, bernama asli Djuhaeri, lahir 8 Mei 1959 di Bondowoso, Jawa Timur. Ia anak sulung dari pasangan Ismail (Polri asal Lamongan) dan Sukarsih berasal Jember. Di tahun 1972, menyelesaikan pendidikan dasar (SD) di Bondowoso, SLTP Lamongan (1975), SPG Tuban (1979). Ia diangkat guru tetap di SD Lamongan. Tahun 2000, melanjutkan ke perguruan tinggi, tapi tidak diketahui telah lulus atau tidak. Ia menikahi Ashabul Maimanah, dan dikaruniai 3 anak: Radite Erlangga Adiplaguna (1988), Nur Jannati Kallista Putri (1990), dan Sazma Aulia AL-Kautsar (1998).

Karya pertama ditulis berupa puisi, dimuat koran mingguan Eksponen Yogyakarta, lalu koran Karya Bakti, Denpasar. Awalnya ingin menjadi pelukis, tapi cita-citanya kandas, karena suntuk menekuni dunia penulisan. Beberapa pengarang yang membangkitkan dirinya berkarya guritan: Suripan Sadi Hutomo, Diah Hadaning, Setyo Yuwono Sudikan, Jayus Pete. Sedang pengarang Indonesia yang jadi tokoh inspiratifnya: Putu Arya Tirtawirya, Redi Panuju, Isbedy Setiawan ZS, Wahyu Prasetya. Dunia tulis-menulis merupakan profesi sampingan, utamanya sebagai guru. Selain menulis puisi dan guritan, juga cerpen, drama, dan esai. Karya-karyanya pernah dimuat di Jaya Baya, Mekar Sari, Djaka Lodang, Jawa Anyar. Beberapa ratusan guritan telah ditulis antara lain: Gurit Lemah Cengker, Saben Mangsa, Panjebar, Layang Kagem Bapak, Arum Kusuma, Nalika Surya Madal Pasilan (Antologi biografi pengarang sastra Jawa modern. Suwondo, Tirto, Penerbit Adiwacana Yogyakarta 2006 (wikipedia). Antologi tunggalnya, Lambaian Muara (1988), Latar Ngarep (2006), Surat Hening (2008). http://sastra-indonesia.com/2008/08/selamat-jalan-mas-sur/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria