samedi 14 août 2021

Catatan Akhir Tahun: Trio Kampiun Sastra 2008

Mulyo Sunyoto
antara.co.id
 
Sepanjang 2008, berpuluh karya sastra lahir, namun hanya ada tiga karya sastra dari tiga cabang yang agaknya bisa dikategorikan sebagai sang kampiun: “Cinta di Atas Perahu Cadik”, “Bilangan Fu” dan “Jantung Lebah Ratu”.
 
Secara berurutan, masing-masing karya sastra tersebut adalah dalam bentuk cerita pendek oleh Seno Gumira Ajidarma, novel oleh Ayu Utami dan kumpulan puisi oleh Nirwan Dewanto.
 
“Cinta di Atas Perahu Cadik” terpilih sebagai cerita pendek terbaik di lingkungan harian “Kompas”. “Bilangan Fu” dan “Jantung Lebah Ratu” terpilih sebagai pemenang Hadiah Sastra Khatulistiwa.
 
Meski kemenangan Seno sebatas selingkungan sebuah koran nasional, dewan juri pemilihnya yang antara lain menyertakan sastrawan yang juga ilmuwan sastra Dr. Sapardi Djoko Damono memberi bobot kemenangan itu.
 
Bagi Seno, memenangi perhargaan untuk cerita pendek bukanlah hal yang luar biasa. Pengajar Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini sudah berkali-kali dinobatkan sebagai peraih penghargaan sastra.
 
Bakat kepengarangan Seno sekitar dua dekade silam sempat dipuji master sastra Indonesia Pramoedya Ananta Toer. “Dia pengarang Indonesia yang sangat berbakat,” kata Pram pada wartawan majalah yang dikekola mahasiswa Univeritas Gajah Mada, “Balairung”.
 
Kisah “Cinta di Atas Perahu Cadik” , menurut Sapardi, merupakan dongeng percintaan yang mengisyaratkan bahwa ada sesuatu dalam konvensi nilai-nilai dalam hidup yang harus dipertimbangkan kembali. Seno tidak mengulang kisah cinta Sampek-Ingthay, cerita cinta klasik
 
yang bertepuk sebelah tangan. Seno juga tak menuliskan kembali kisah Roro Mendut-Pronocitro dan Sang Bupati, cinta segi tiga yang membawa malapetaka itu. Seno menulis cinta segi empat, kata Sapardi.
 
Pencapaian yang diraih Ayu Utami dan Nirwan Dewanto pada 2008 lewat Hadiah Sastra Khatulistiwa agaknya semakin mengukuhkan keduanya sebagai sastrawan Indonesia mutakhir.
 
Hadiah Sastra Khatulistiwa, yang dipelopori penulis Richard Oh, termasuk cukup bergengsi dengan hadiah yang untuk ukuran Indonesia cukup lumayan, setiap pemenang mengantongi Rp100 juta. Penyair Goenawan Mohamad juga pernah meraih anugerah sastra ini.
 
Menurut salah satu anggota dewan juri yang juga sastrawan Hamsad Rangkuti, “Bilangan Fu” dan “Jantung Lebah Ratu” mewakili semangat sastra yang serius dan matang.
 
“Di tengah kemunculan banyak penulis sastra muda yang cenderung gemar bermain akrobat kata-kata, dua karya itu menunjukkan bahwa yang terpenting dalam sastra itu tetaplah gagasan yang bernas, selain juga sublimasi bahasa,” kata Hamsad, yang sebelumnya juga menjadi peraih penghargaan serupa.
 
Bagi Ayu Utami, penghargaan ini menambah daftar pencapaian yang pernah diraih sebelumnya. Novel debutannya, “Saman” yang mendapat penghargaan sebagai novel terbaik Dewan Kesenian Jakarta, juga diganjar hadiah Prince Claus dari Belanda.
 
Dalam “Bilangan Fu”, lewat sang protagonis, Ayu mencibir laki-laki yang meninggalkan petualangannya sebagai pemanjat tebing ulung dan memilih menjadi suami. Laki-laki yang memilih berkeluarga merosot dari satria menjadi sudra, tulis Ayu.
 
Kredo kepengarangan Ayu bertolak belakang dari nilai yang digaungkan kebanyakan novelis pendahulunya. Bagi Ayu, novel tidak perlu berkotbah dan menawarkan hikmah cerita.
 
“Jantung Lebah Ratu” agaknya kian mengukuhkan kehadiran Nirwan di blantika sastra Tanah Air. Selain menulis puisi, Nirwan rajin menulis esai sastra. “Senjakala Kebudayaan” merupakan kumpulan esai-esainya yang menegaskan sikapnya sebagai pemikir kebudayaan yang tak terbatas pada soal-soal sastra dalam negeri tapi juga sastra dunia, terutama yang belumbanyak disentuh pengamat sastra Indonesia.
 
Itu sebabnya Nirwan banyak mengupas sastra dunia ketiga di Amerika Latin yang baginya tak kalah bergelora dibanding sastra dunia pertama yang sudah sering ditelaah kaum akademisi bidang sastra dan budaya.
 
Tampaknya, ketiga kampiun bidang sastra sepanjang 2008 itu masih akan memperlihatkan keunggulan mereka di tahun-tahun mendatang, mengingat usia mereka yang relatif lebih muda, dibanding para sastrawan tenar Indonesia yang merupakan senior mereka seperti Goenawan Mohamad, Soetardji Calzoum Bachri dan Hamsad Rangkuti yang menginjak di atas 60 tahun.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/01/catatan-akhir-tahun-trio-kampiun-sastra-2008/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria