Rakai Lukman
SINOPSIS
Kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan. Tahun 45, tahun dimana bangsa ini merdeka. Mempertahankan kemerdekaan lebih susah dari pada menyatakanya. Bangsa ini telah siap, siap bertempur sampai titik darah penghabisan. Dengan Slogan “Merdeka ato Mati” hal ini terwujud dalam perjuangan yang dilakukan arek-arek suroboyo dengan gigih dan bangga mereka mengusir pasukan sekutu dari tanah pertiwi.
Tahun 45, tahun kebebasan bangsa Indonesia dari cengkraman penjajah, dari portugis, belanda, inggris dan jepang. 3 setengah abad lamanya Indonesia dijajah akhir terwujud kemerdekaanya. Ini cerita bukan cerita tentang proklamir kemerdekaan yang dikumandangkan dua proklamator kita “Soekarno-Hatta”, bukan pula cerita tentang kepahlawanan Bung Tomo dan Arek-Arek Surabaya, tetapi sekelumit kisah dibelahan utara tanah jawa tepatnya di Gresik Utara yang mengiringi peristiwa 10 November 1945.
PARA PEMAIN
KIAI FAQIH
SULAIMAN (komandan Peta)
HASAN (Santri Kodam kiai faqih)
BUNG TOMO
JENDRAL MALABY
KOMANDAN SMITS
PASUKAN BERSARUNG
PASUKAN SEKUTU
BABAK I
(DIAWALI DENGAN LAGU PADAMU NEGERI DAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN)
(DI SURABAYA DATANG PASUKAN SEKUTU DAN MENGUASAI SURABAYA. PASUKAN PETA KELUAR DARI SURABAYA MENYUSUN KEKUATAN BERSAMA RAKYAT. MEREKA PERGI KE BELAHAN UTARA KOTA SURABAYA. MEREKA MAU MENEMUI SALAH SATU TOKOH KIAI DI SEBUAH PESANTREN)
(KIAI BERSAMA PARA SANTRI DALAM PERJALANAN PULANG DARI PENGAJJIAN MENUJU PESANTREN DALAM KEADAAN DI TANDU OLEH PARA SANTRI. TIBA-TIBA DATANG TIGA ANGGOTA PETA BERLARI-LARI MENGHAMPIRI)
SULAIMAN : (tergopoh-gopoh) Assalamu’alaikum, merdeka! Allahu akbar!
KIAI FAQIH : Wa’alaikumsalam, merdeka, Allahu Akbar!
SULAIMAN : kiai, tolong kiai, pasukan sekutu telah datang, mereka menduduki kota Surabaya
KIAI FAQIH : Tenangkan diri mu, kita pasti bisa mengusir mereka, jangan tercerai berai, bersatu padu itu kuncinya.
SULAIMAN : baiklah pak yai, kami taati perintah..
KIAI FAQIH : Hasan..
HASAN : Injeh pak yai, sendiko dawuh
KIAI FAQIH : Kumpulke poro santri, sakmmeniko mpun wayahe jihad fi sabilillah. Kaum kafer wus melebihi batas..
HASAN : Injeh pak yai, sendiko dawuh. Nyuwun pangestu dan pandongane
KIAI FAQIH : iki kerikil, bagi-bagikan ke seluruh santri , baik lelaki ato perempuan. Insyaallah mboten ketingal musuh, mboten mempan, lan playune koyok kilat.
(Hasan bersama Sulaiman mengumplkan para santri dan memukul-mukul kentongan serta membagi-bagikan kerikil dan membentuk pasukan bambu runcing dan ketapel)
KIAI FAQIH : mengomandoi santri-santri dan berpidato
“ assalamualaikum, merdeka, allahu akbar, allahu akbar. Syukur al hamdulillah, solawat atas rosullo SAW. telah tiba waktunya, proklamasi telah dikumandangkan, jihad fi sabilillah telah dimulai, Tuhan memanggil kita, berseru, usir penjajah dari negerimu, usir penjarah dari bangsa indonesia, kompeni bersama sekutu datang lagi ingin menghancurkan kemerdekaan nusantara ini, allahu akbar, kompeni kompeni dan sekutunya telah melebihi batasanya. Saya serukan baik petani, santri, laki-laki atau perempuan, semua wajid membelah tanah air, tanah dimana kita berpijak dan langit dijunjung. Usir mereka, allahu akbar. Merdeka, merdeka”
BABAK II
Di Surabaya, Jendral malabi mengutus komandan Smith. Untuk mengejar pasukan para pelarian, sehingga tidak ada lagi benih-benih perlawanan)
Jendral Malaby : Komandan smith, apakah pasukan sudah siap?
Golden Smith : Yes sirr
Jendral Malaby : Kejar mereka, bantai sampai ke akar-akarnya, hancur leburkan, jangan sampai dapat dukungan dari para pribumi, khususnya kiai
Golden Smith : Siap Laksanakan
Jendral Malabi : Orang-orang pribumi, itu hanya pengecut, yang tidak layak kelolah negeri mereka, gold gospel glory, kita harus kuasai semua, vini vidi vici, kejar mereka, mayor
Golden smith : siap..mari pasukan kita bergerak. Bumi hanguskan yang melawan
BABAK III
MAYOR SMITS DENGAN BEBERAPA PASUKAN SEKUTU MENYISIR UTARA KOTA SURABAYA) DIRINGI DENTUMAN SUARA BOM DAN MERIAM, ASAP MESIU BERHAMBUR KE MANA-MANA. MEREKA MENGEJAR PASUKAN PETA.
SEMENTARA ITU PERJUANGAN AREK-AREK SURABAYA TETAP BERKOBAR)
BUNG TOMO BERPIDATO “....”
SAMPAI MEREKA PADA SUATU TEMPAT, YANG SEOLAH-OLAH ITU LAUTAN. PANDANGANNYA TELAH DIKABURKAN. YANG MANA ITU BUKAN LAUT, TETAPI PADANG YANG LUAS. TIBA-TIBA MENJELMA MEDAN PERANG. ADA BANYAK KERUMUN ORANG YANG MEMBENTUK BARISAN PERLAWANAN, PARA PEJUANG DARI LASKAR BERSARUNG MENGHADANG MEREKA. PARA PASUKAN TERKEPUNG. MEREKA MENEMBAK TAK BERATURAN. MERIAM PUN BERDENTUM TAK TAHU ARAH BAHKAN MENEMBAK SESAMA TEMANNYA. PARA PASUKAN BERSARUNG MENGUMANDANGKAN ALLAHU AKBAR, MERDEKA, MERDEKA”
SAMPAI AKHIRNYA KOMANDAN SMITH PUN TEWAS DI MEDAN PERANG. PARA LASKAR BERSARUNG MEMBAKAR BENDERA PARA SEKUTU, INGGRIS, BELANDA DLL..
PARA LASKAR DAN PASUKAN PRIBUMI MENANGKAP SANG JENDRAL DAN DIBAWA KE KIAI FAQIH. PARA RAKYAT BERSORAK SORAI, HABISI DIA GANYANG DIA, BUNUH DIA DASAR KAFER)
KIAI FAQIH : Cukup, cukup, hentikan, kalian jangan seperti mereka, yang mencuri dan menjarah negeri ini
Jendral malaby : Ampun kiai, ampun kiai
KIAI FAQIH : Segenap bangsa ini harus memaafkannya, biarlah sang jendral pulang ke negerinya, jendral yang sukses memimpin perang dimana-mana, akhirnya keok di tangan kita, merdeka, merdeka, allahu akbar (para pribumi dan santri saling bersahutan)
“Wakul ja’al hakko wazahako batil innal batila kana zahuko”
(SANG JENDRAL PUN PULANG KE NEGERINYA DENGAN WAJAH KUYUH SEDIH DAN LESU, HIDUP SEOLAH TAK BERGUNA LAGI, KEKALAHANNYA TELAH TIBA, DENGAN MENINGGALKAN MEDAN PERANG DIA MENAIKI JIBNYA DIIRINGI PASUKAN YANG SUDAH TERLUKA DAN TANPA SENJATA)
DITUTUP DENGAN PUISI DIIRINGI LAGU PADAMU NEGERI
SELAMAT HARI KEMERDEKAAN SODARA!
“ini Hanya perang kecil, perang besar sudah menanti
Merdeka seolah sepuluh menit saja
Bila tak mampu mengisi dan memahami
Selalu eling, selalu waspada
Para penjajah dan penjarah
Siap datang kapan saja
Selamat hari kemerdekaan sodara !
Ini hanya perang kecil, perang besar di ambang mata
Merdeka seolah lima menit saja
Para penjajah datang bersenjata iklan dan narkoba
Seks bebas dan hidup hura-hura
Yang beruntung yang eling dan waspada
Ini hanya perang kecil, perang besar di ujung tanduk
Merdeka seolah satu detik saja
Bila enggan belajar dan bekerja
Melupa sejarah dan pahlawan bangsa
Hanya menjadi budak di bumi nusantara
Selamat hari kemerdekaan sodara !
Merdekalah selama-lamanya
Proklamirkan ke penjuru nusantara
Gemah ripah loh jinawih
Itulah jati diri dan harkat bangsa
**Selesai**
Aucun commentaire:
Publier un commentaire