TUA
Lelaki tua dengan pikulan di pundaknya
bersahaja menghitung laba
Sedari tadi mondar-mandir menawarkan
dengan segala upaya
di antara para manusia,
para pengunjung taman wisata
Disusuri jalan penuh kerikil
menusuk telapak menghunjam jantung
entah iba atau rezeki hari tua,
dalam senjanya terus berjuang merajut asa
Di mana saudaranya?
atau itu jalan hidupnya
Itu dia lelaki tua
bersua dengan asa
Jangan biarkan keluarga kita
berjuang di ujung senja
Dan juga kita generasi muda
Februari 2019
DOA SANG IBU
Aroma merekah menyibak ruangan
dalam hening malam
lantunan ayat Tuhan berkumandang
antara jarak sadar
akan sayang saling beradu
bertemu menjadi Satu
Di sudut sepi wanita memecah ragu
untuk anak berpangku pada dipan kayu
sesekali merengek meminta susu
“Nak,
jika dewasa mencumbu
inggat Tuhan Maha Satu
lebih dekat dari nadimu
Jauh sejauh telingga tak beradu
jika dewasa mendekap pilu
Katakan Tuhan selalu disampingmu
jangan terlena pada sendu
keraguan menutup segala penjuru
yakinlah Tuhan selalu”
24 Januari 2019
TANGISAN
Selepas fajar mengoda
bising anak kecil mengadu
disumpalnya mulut dengan puting
seketika berganti hening
Letih mengadu tiap waktu
kadang rindu pada wanita,
yang dulu tempat mengadu
kini terasa yang dulu dirasa
Januari 2019
Sumargono SN, pria kelahiran Madiun tahun 1991, yang tertarik pada dunia puisi sejak sekolah dasar. Antologi puisi pertamanya bertitel “Lentera Usang” (2018), dan yang kedua “Wanita Tua” Penerbit Mekar Publishing 2019.
http://sastra-indonesia.com/2020/07/puisi-puisi-sumargono-sn/
Aucun commentaire:
Publier un commentaire