MARIO VARGAS LLOSA, DAN SASTRA AMERIKA LATIN

Diskusi bersama Rony Agustinus
 
Sastra Amerika Latin selalu menjadi pembicaraan dari waktu ke waktu. Tercatat sudah 6 pengarang dari sana memenangi penghargaan Nobel sastra. Mulai dari Gabriela Mistral (Chile, 1945), Miguel Angel Asturias (Guatemala, 1967), Pablo Neruda (Chile, 1971), Gabriel Garcia Marquez (Kolombia, 1982), Octavio Paz (Meksiko, 1990) dan Mario Vargas Llosa (Peru, 2010).

Mario Vargas Llosa adalah sosok yang menarik untuk dibicarakan. Bukan hanya karya-karyanya yang tersebar dalam beberapa dekade terakhir, namun juga garis hidupnya. Ia lahir di Arenquipa, Peru, 28 Maret 1936 dan tumbuh dalam pergolakan negeri yang nyaris tak pernah selesai.
 
Mario Vargas Llosa dianggap sebagai salah seorang tokoh di balik kebangkitan sastra Amerika Latin era 1960-1970-an. Sepanjang karir ia telah menulis lebih dari 30 judul novel, skenario teater, dan esai. Karya-karyanya yang terkenal: The Green House (1966), Conversation in The Cathedral (1969), dan The Feast of The Goat (2000). Ia juga dikenal sebagai wartawan dan kolumnis.
 
Pada tahun 1990, Mario Vargas Llosa nekat maju dalam pemilihan presiden Peru, mewakili koalisi partai-partai konservatif, FREDEMO, namun kalah dari Alberto Fujimori. Kecewa dengan kekalahannya dan menganggap pemerintahan Fujimori otoriter, ia kemudian memutuskan pindah ke Spanyol. Empat tahun kemudian, ia menjadi penulis Amerika Latin pertama yang terpilih menjadi anggota Real Academia Española, otoritas tertinggi bahasa Spanyol. Ia juga meraih penghargaan tertinggi untuk karya sastra berbahasa Spanyol,  Cervantes Award tahun 1995.
 
Mario Vargas Llosa mendapatkan Nobel Sastra tahun 2010 atas kemampuannya memetakan struktur kekuasaan dan menuliskan secara tajam perlawanan, pemberontakan, dan kekalahan seseorang. Ia juga dianggap sebagai seorang pendongeng yang diberkati dengan bakat membuat tulisan yang mampu menyentuh pembaca.
 
Rony Agustinus adalah pakar sastra Amerika Latin. Ia tak hanya menerjemahkan 2 buku Mario Vargas Llosa, Siapa Pembunuh Palomino Molero (Komodo) dan Sang Pengoceh (Oak), ia juga mengurus penerbitan Marjin Kiri yang banyak menerbitkan buku-buku sastra Amerika Latin.
 

http://www.bentarabudaya.com/detail-acara/diskusi-bersama-rony-agustinus