Penonton sebagai bagian terpenting dalam sebuah pertunjukan teater, tetapi terkadang para pelaku seni pertunjukan jarang mengamati dan menuliskannya berupa artikel maupun cerita. Kota Pudak, sebutan lain Kota Gresik, dengan segala jenis ragam seni pertunjukan yang ada, juga perhelatan pertunjukan seni teater pelajar, maupun geliat teater kampus, sering menjadi obyek pengamatan saya. Ada fikiran yang terbesit di benak ini; “Apa dan siapa penonton itu sesungguhnya?”
Penonton adalah orang yang menyengajakan diri menonton, dan mereka sadar keterlibatannya dari pertunjukan. Dalam dekade ini, teater seakan terlepas daripada masyarakat -tontonannya yang menonton. Sisi ruang penonton dengan pandangan tontonan yang simetris pada pentas pertunjukan, ini juga bentuk komunikasi penonton yang menonton dengan panggung tontonan, sebagai bagian di dalam sebuah pertunjukan. Inilah bentuk kesadaran penonton yang menonton.
Siapa penonton itu sebenarnya? Seiring pengamatan saya selama 19 tahun, menjadi penonton teater, adanya empat kategori: menonton iseng, penonton ikut-ikutan, biasa, penonton serius. Dalam beberapa kategori ini, penonton perlu merealisasikan aksi-reaksi mereka terhadap apa yang mereka tonton. Hal ini menjadi pengetahuan baru bagi penonton iseng atau penonton pemula. Dalam perspektif tontonan, tentu sebagai penonton perlu juga mempertimbangkan segala sesuatu dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Barangkali penonton selanjutnya perlu untuk menerjemahkan kearifan bentuk dari sisi-sisi ruang imajinatifnya sendiri.
Dan sebelum jadi penampil yang baik, maka belajarlah menjadi penonton yang baik. Menjadi penonton juga butuh berlatih, terlatih, melatih, untuk menuju kesadaran yang sesungguhnya menjadi penonton, sehingga akan menemukan kwalitas tontonan Sembodo jiwo, Rogo dan Bondo.
(Sholihul Huda, Zuhdi Swt, Mex Sutedjo)
Padepokan Jati Rogo, 28 Desember 2020
Aucun commentaire:
Publier un commentaire