Editor: Heru Pramono
Surya Online, 16 Sep 2012
Penyair Sosiawan Leak menyapa para penikmat sastra dalam acara Malam Ajang Sastra (Majas) yang digelar Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda),di Pendopo Delta Krida Sidoarjo, Sabtu (15/9/2012) hingga Minggu (16/9/2012) dini hari.
Dalam forum diskusi ini, penyair kelahiran Solo ini bercerita proses kreatifnya menciptakan puisi pandangannya soal perkembangan puisi saat ini. “Secara kualitas agak menurun. Namun secara kuantitas, puisi berkembang luar biasa,”ucap Leak, yang menulis puisi dan naskah drama sejak 1987.
Leak mengatakan, tugas para penyair di Indonesia lumayan berat. Karena selain menulis puisi, dia juga harus mensosialisasikan puisinya, harus petakhilan dulu.”Itupun buku puisinya kadang tidak laku,”ucapnya di depan para penikmat sastra yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan seniman ini.
Sekedar diketahui, Leak juga dikenal sebagai aktivis Revitalisasi Sastra Pedalaman (RSP) bersama Bonari Nabonenar (Trenggalek), Bagus Putu Parto (Blitar) Kusprianto Namma (Ngawi), Wijang Warekh Al Mauti (Solo) dan Beno Siang Pamungkas (Semarang).
Bersama komunitas RSP sekitar tahun 1988, Leak berkeliling ke kota-kota kecil di Jawa Timur, Jawa tengah, mungkin juga sejumlah kota kecil di Indonesia. “Lewat panggung sastra ini, kami bisa bersosialisasi puisi-puisi kami,”cetusnya. Dia menilai panggung sastra bisa menjadi media alternatif di tengah keterbatasan media massa yang bisa menampung karya sastra.
Selain membahas soal puisi,Leak juga membacakan beberapa karya puisinya dan latar belakang puisi yang diciptakannya itu. Puisi berjudul Pobia misalnya terinspirasi kala Leak menerima sepucuk surat dari seorang temannya yang berusaha lepas dari ketergantungan dan kungkungan teknologi komunikasi. “Jadi apapun sebenarnya bisa jadi inspirasi untuk menulis puisi,”ucapnya.
Autar Abdillah, pengurus Dekesda menyatakan, pihaknya sedang mencanangkan komunikasi yg intensif dengan publik seni Sidoarjo. “Kehadiran penyair Sosiawan Leak dari Solo merupakan salah satu pintu masuk ke arah itu, “ucap dosen Univeritas Negeri Surabaya (Unesa) ini.
Autar mengatakan, penampilan Leak yg atraktif mampu memberikan wacana segar dalam dunia sastra. Leak juga seniman serba bisa dalam seni pertunjukan. “Jika pertemuan semacam begini bisa terus dilakukan, maka kesenian benar-benar menjadi milik publik,”tandasnya.
Kata Autar, ruang-ruang kesenian harus terus menerus dibuka lebar-lebar. Seniman-seniman baru juga diharapkan lahir bersama publik yang mulai menyebar ke pelosok desa maupun kecamatan. Sehingga pada saatnya nanti, kesenian bakal menjadi milik bersama.
***
https://dekesda.wordpress.com/2012/09/16/penyair-leak-sapa-penikmat-sastra-sidoarjo/
Aucun commentaire:
Publier un commentaire