samedi 3 juillet 2021

AKADEMI JAKARTA, Sutardji Calzoum Bachri Pantas Dapat Penghargaan

Susianna
suarakarya-online.com
 
Akademi Jakarta (AJ) kembali memberikan penghargaan kepada seniman setelah melalui argumentasi dewan juri yang terdiri dari Remy Sylado, Alfons Taryadi, Enin Supriyanto, Iman Soleh dan Karlina Supelli. Penghargaan untuk yang ke-8 kali tahun ini menetapkan Sutardji Calzoum Bachri sebagai penerimanya. Penghargaan pertama yang waktu itu berupa Hadiah Seni diberikan kepada drawawan WS Rendra AJ (1975).
 
Ketua Tim Juri Remy Sylado membacakan alasan masing-masing tim juri kenapa mereka memilih penyair kelahiran Rengat, Riau 24 Juni 1941. Alasan ini disampaikan pada acara penyerahan penghargaan Akademi Jakarta 2007 di Teater Kecil Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Senin (10 Desember 2007).
 
Pada peristiwa yang sama AJ juga memberikan penghormatan kepada mantan Gubernur DKI Ali Sadikin sebagai pemancang tonggak peradaban dan martabat bangsa.
 
Alasan Alfons, intisari kebebasan Sutardji selaras dengan perspektif inspiratif yang menjadi salah satu dasar pertimbangan. Katanya : “Jika dulu Chairil Anwar mencetuskan “Tiga Menguak Takdir” sekarang “Satu Tardji Menguak Chairil”.
 
Enin menilai Sutardji berhasil merevitalisasi bahasa Indonesia , membuahkan hasil bahasa Indonesia yang utuh. Imam Umar berpendapat lewat kredonya Sutardji telah memerdekakan diri dari keterbatasan dalam bahasa Indonesia.
 
Sementara Karlina menilai Sutardji menguak yang semiotik dalam bahasa, bukan hanya simbolik, tetapi berhasil menggali makna bahasa dengan menemukan pentingnya bahan mentah bahasa, antara bunyi, gerak, tubuh, yang memang hanya mungkin tersingkap dalam bahasa puisi dan bukan logika bahasa konvensional.
 
Alasan Remy antara lain Sutardji menunjukkan larasnya antara sikap hidupnya, sikap keseniannya, dan tanggung jawab atas karyanya.Dan hal yang dilakukan Sutardji dengan cerdas dan cendekia. Jadi Sutardji pantas menerima penghargaan Akademi Jakarta.
 
Seusai Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyerahkan sertifikat penghargaan, Sutardji pun menyampaikan pidato kebudayaan yang intinya di ambil dari kumpulan esainya Isyarat (2007). Ditegaskan Sutardji bahwa ia adalah penyair yang menulis tidak dari suatu kekosongan. Ia menulis di atas kertas yang telah berisi tulisan dan menulis di atas tulisan.Tulisan itu adalah hasil budaya dari subkultur yang sangat ia akrabi yaitu budaya Riau berupa mantera.
 
Sebagai penyair yang konsisten lebih 30 tahun yang lalu, Sutardji beberapa kali menerima penghargaan dalam dan luar negeri. Antara lain Anugerah Sastra berupa tropi lempengan patung wajah penyair Chairil Anwar, piagam penghargaan Dewan Kesenian Jakarta dan uang Rp 25 juta. Anugerah Sastra ini disampaikan Gubernur DKI waktu itu Sutiyoso (Jumat 20 Maret 1998). Untuk penghargaan dari AJ selain sertifikat, Sutardji juga menerima uang tunai Rp.50 juta.
 
Pidato Rendra
 
Meskipun kondisi fisik sudah melemah, Ali Sadikin (81) hadir menerima piagam penghormatan AJ yang disampaikan Ketua AJ Taufik Abdullah. Sementara pidato pengantar pemberian penghormatan disampaikan penyair/dramawan WS Rendra.
 
Menurut Rendra, di zaman Orde Baru ketika martabat kemanusiaan dan kebudayaan terpuruk di Indonesia, muncullah tokoh Ali Sadikin sebagai gubernur DKI Jakarta. Beliau tidak hanya membangun sosial dan ekonomi kota metropolitan, tetapi juga sadar akan pentingnya membangun kebudayaan.
 
Segi cita rasa dan tata nilai, kedua-duanya, diindahkan. Sebagai sarana pembinaan cita rasa didirikan Dewan Kesenian Jakarta dan Institut Kesenian Jakarta, lengkap dengan sarananya Taman Ismail Marzuki yang dikelola oleh Lembaga Pusat Kesenian Jakarta. Bahkan juga diperhatikan pula Dokumentasi Sastra HB Jassin yang diberi gedung dan fasilitas yang semuanya berlokasi di Jalan Cikini Raya 73, Jakarta . Sedangkan di luar TIM didirikan gelanggang-gelangang remaja.
 
Adapun di bidang tata nilai, beliau mendirikan Akademi Jakarta yang bertindak sebagai pemantau dan penjaga tata nilai. Dan beliau selalu membela LBH (Lembaga Bantuan Hukum) sebagai pembela tata nilai yang berbentuk hukum.
 
Untuk semua itu Ali Sadikin juga mengalirkan dana pengelolaannya yang memadai. Bahkan tersedia pula dana untuk festival festival seni dan hadiah-hadiah seni. Ali Sadikin tidak sekedar menciptakan sarana-sarana dan dana-dana untuk kiprah kebudayaan, tetapi beliau memberikan kedaulatan yang penuh kepada lembaga-lembaga kesenian dan kebudayaan tersebut supaya berkiprah lebih mandiri, sesuai dengan hak azaz yang diperlukan.
 
Menurut Rendra, dampak pembangunan kesenian dan kebudayaan Ali Sadikin di Jakarta ini teryata menjadi takaran nilai bagi perkembangan kesenian dan kebudayaan di seluruh Nusantara. Seniman dan budayawan di seluruh Indonesia berpaling ke Taman Ismail Marzuki demi inspirasi dan dorongan dinamika kreativitas.
 
Dengan demikian, lanjut Rendra kepemimpinan Ali Sadikin yang cerdas, dinamis dan demokratis telah mampu menciptakan tolok ukur yang inspiratif bagi perkembangan peradaban dan martabat bangsanya.
 
Kenyataan sejarah inilah yang mendorong Akademi Jakarta mempersembahkan gelar kepada Ali Sadikin sebagai Pemancang Tonggak Peradaban dan Martabat Bangsa.
 
15 Desember 2007 http://sastra-indonesia.com/2011/12/akademi-jakarta-sutardji-calzoum-bachri-pantas-dapat-penghargaan/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria