samedi 27 juin 2020

Akhir Perjalanan Seorang Sastrawan Indonesia O’Galelano

Atau Muhammad Idrus Djoge (17 Nov 1940 - 1 Agu 2012)
M. Adnan Amal *

Mungkin, tak banyak yang mengenal penyair angkatan 66 ini. Bernama asli Muhammad Idrus Djoge, lahir di Galela, Halmahera (Maluku Utara) 17 November 1940. Pada tanggal 1 Agustus 2012, Indonesia O’Galelano (IOG) telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang di kediamannya di Depok, Jakarta. Muhammad Idrus Djoge (selanjutnya disingkat MID), sastrawan gaek satu-satunya yang dimiliki daerah Maluku Utara.

Kepergiannya tidak hanya berarti perginya seorang sastrawan, tetapi bagi kita di daerah ini, berarti pula kepergian seorang seniman dan budayawan yang telah menyegarkan keringnya di dunia kesusastraan, dan seni budaya daerah, yang sudah “miskin sastrawan” ini. MID lahir di desa Igobula, Kecamatan Galela, Halmahera tahun 1940. Jalan pendidikannya tidaklah tinggi, dibanding dengan karya-karyanya. Tamat SMP Negeri 1 Ternate, kira-kira tahun 1954. SMA, dan APPI Jakarta, dan terakhir di Fakultas Publisistik Universitas lbnu Khaldun, Jakarta (tidak tamat).

Indonesia O’Galelano adalah seorang otodidak yang sangat tangguh. Ketika masih duduk di bangku kelas 3 SMP, telah mementaskan dua lakon dari buku susastra bertaraf Internasional: “Saijab” dan “Adinda” karyanya Edward Douwes Dekker, yang sarat dengan tuntutan politik kolonialisme, serta “Bunga Rumah Makan” karya Utuy Tatang Sontani. Dan pementasan itu peroleh sukses besar, mengingat jumlah penonton yang melimpah-ruah. Pementasan kedua karya MID inilah, jelas menggambarkan betapa tinggi minatnya terhadap dunia seni susastra.

Usai menamatkan SMP, Indonesia O’Galelano berhijrah ke Jakarta, bukan untuk melanjutkan studi, tetapi bergabung dan terjung langsung ke dunia sastra di ibukota negeri ini sebagai salah seorang pendatang baru sastra. Lalu, beberapa tahun kemudian, bergabung dengan H.B. Jassin, di gelari paus sastra Indonesia. Atas anjuran Jassin, MID mulai menulis puisi dan dimuat pada Mimbar Indonesia. Dan setelah beberapa kali menulis di majalah bergengsi tersebut, dapatlah dirinya dikatakan telah berkualifikasi sebagai sastrawan Nasional.
***

Ketika H.B. Jassin mempelopori berdirinya Manifesto Kebudayaan (Manikebu), Indonesia O’Galelano turut aktif membantunya, dan duduk sebagai pengurus pusat Manikebu. Walau Manikebu menurut para pengurusnya, akan menyebarluaskan ajaran-ajaran Bung Karno di bidang kebudayaan, tetapi Manikebu memperoleh tantangan kuat dari Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), lembaga kebudayaan mantel partai politik PKI (Partai Komunis Indonesia).

Lekra menuntut pembubaran Manikebu, yang akan menyebarluaskan ajaran kebudayaan kaum borjuis, dan bukan ajaran Bung Karno. Dalam adu kekuatan pemikiran Lekra dengan Manikebu, Lekra berhasil menyisihkan Manikebu, yang akhirnya bubar oleh gempuran Lekra. Dan MID pun terpaksa dan dipaksa menghentikan kegiatannya dalam menulis puisi, lantas mengalihkan kegiatan keseniannya sebagai Sekjen Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Islam), sebuah organisasi kebudayaan yang didukung organisasi Islam, disamping jadi muazin di Masjid Istiqlal, Jakarta.
***

Dalam suatu perjumpaan, saya pernah menanyakan mengapa dia tidak produktif lagi menulis puisi, MID menjawab, bahwa sumur tempat ia menimba air telah kering. Dan bulan Ferbuari 2011 lalu, saya menyempatkan diri bersilaturrahim ke rumahnya, yang tengah terbaring sakit. Beberapa waktu berikutnya, ketika akan pulang ke Ternate, saya masih sempatkan diri datang sekali lagi ke rumahnya di Depok. Inilah pertemuan saya dengan MID (Muhammad Idrus Djoge) untuk terakhir kalinya, sambil menyerahkan sekedar biaya tambahan beli obat.

Di atas semua itu, kepergian MID, merupakan kehilangan besar bagi daerah Halmahera, dikarena hingga kini, kita belum mempunyai sastrawan, seniman dan budayawan sekaliber dengannya. Bahkan tanda-tanda penggantinya pun belum muncul. Mencari dan menemukan seorang sastrawan-seniman-budayawan sekaliber MID/IOG (Indonesia O Galelano) sangatlah sulit. Namun hendaknya tak boleh putus asa, dan harus terus berupaya menemukannya, selain menciptakan karya.

Kepergian MID di bulan suci Ramadhan, dikarenakan Allah Swt sangat mencintainya untuk hadir di sisi-Nya. Dan atas kehendak-Nya pulalah dalam mengatasi permasalahan, termasuk apakah daerah ini telah memiliki pengganti MID ataukah belum. 

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
***
(Cover buku dari Mahamuda)
Sumber tulisan: Borero | Tulisan-Tulisan Yang Tercecer (2018: 261-263).
Ket. Foto: Alm. Idrus Djoge (foto koleksi keluarga atau anak beliau Fahry Djoge).

*) Ket tambahan: Ini adalah tulisan almarhum M. Adnan Amal (Hakim-sejarawan; 1930-2017, penulis buku "Kepulauan Rempah-Rempah") yang saya peroleh di grup facebook Galela Tobelo Tempo Doeloe, yang sedikit saya sentuh-sentuh, semoga beliaunya beserta Allah Swt ridho, amien... (Nurel Jav).
http://sastra-indonesia.com/2020/06/akhir-perjalanan-seorang-sastrawan-indonesia-ogalelano/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria