Rakai Lukman
subuh di penggorengan
sunyi pecah berlompatan ke pojok dapur
tahu dan tempe berebut sambal
di luar gerimis memecah embun
abjad dan hijaiyah bercampur dalam adonan
membangun sketsa rumah yang anggun
pohon sono samping rumah dicumbu burung-burung
embun memantul di sela rumput tanggul
percakapan hangat di penggorengan
ketela semedi dalam panci
kacang merah menari dalam wajan,
canda berhambur di langit-langit dapur
gerimis pagi reda, kami bergegas melipat hasrat
membasuh tubuh menitip pesan, doa-doa
bernaung dari mata picik, lidah-lidah licik
di penggorengan ada dongeng purba
cerita masa tua,
kubaca nanti di helai ubanmu
keriput kening adalah bait puisi
yang ditulis jemari usia
yang dieja putri manis
senyum tipis subuh
berayun di bandulan waktu
Kalimati, November 2016
subuh di penggorengan
sunyi pecah berlompatan ke pojok dapur
tahu dan tempe berebut sambal
di luar gerimis memecah embun
abjad dan hijaiyah bercampur dalam adonan
membangun sketsa rumah yang anggun
pohon sono samping rumah dicumbu burung-burung
embun memantul di sela rumput tanggul
percakapan hangat di penggorengan
ketela semedi dalam panci
kacang merah menari dalam wajan,
canda berhambur di langit-langit dapur
gerimis pagi reda, kami bergegas melipat hasrat
membasuh tubuh menitip pesan, doa-doa
bernaung dari mata picik, lidah-lidah licik
di penggorengan ada dongeng purba
cerita masa tua,
kubaca nanti di helai ubanmu
keriput kening adalah bait puisi
yang ditulis jemari usia
yang dieja putri manis
senyum tipis subuh
berayun di bandulan waktu
Kalimati, November 2016
Aucun commentaire:
Publier un commentaire