mardi 25 mai 2021

Cerita Pendek yang Praktis

Judul: Kuli Kontrak (Kumpulan cerita pendek)
Karya: Mochtar Lubis
Penerbit: Sinar Harapan
Tahun: 1982, 164 Halaman
Peresensi: Bambang Bujono
museum.or.id, 16 Mei 2019
 
Contoh cerita-cerita pendek yang lebih condong pada isi, terutama yang punya sentuhan sosial. Mochtar bukan jagoan bahasa, toh ceritanya yang karikartural bisa pula menarik. 
 
Cerita pendek Mochtar Lubis adalah cerita pendek yang praktis. Ia tidak suka berbelit-belit. Ia pun lebih cenderung meringkas suasana: gambaran lokasi, profil tokoh cerita, cukup disebutkan yang penting saja.
 
Lampu-lampu di beranda dan di kamar depan telah dipadamkan. Ayah sedang menulis di kamar kantornya. Dan kami anak-anak berkumpul di kamar tidur…….. (kuli kontrak). Kita tak tahu bagaimana kondisi rumah itu, di mana letak kamar kantor dan kamar tidur.
 
Nasib Lima Kuli Kontrak
 
Maka yang kemudian bisa mengikat pembaca adalah isi kisah. Bagaimana nasib lima kuli kontrak yang melarikan diri, betulkah traktor akan benar-benar merobohkan rumah Ismail, bisakah warna merah-putih rambut si Jamal kembali menjadi warna rambut biasa.
 
Selebihnya adalah kalimat-kalimat lancar, ungkapan-ungkapan umum dan dialog yang tanpa warna. Hampr sulit dibedakan apakah seorang tokoh yang bicara sedang marah, membujuk atau sekedar ngomong.
 
Kemarahan seorang nyonya Hartowidagdo yang menjawab dengan kata ‘tidak’, baru diketahui pembaca dari keterangan ini: ….Sahutnya, dan dalam tekanan suaranya seakan dia melawan.
 
Karena bobot cerita tergantung isinya, agak sulit dipahami bahwa tema-tema yang biasa saja, tidak unik, ternyata bisa menggerakkan Mochtar untuk menulis. Soal kecemburuan dalam rumah tangga, soal orang-orang jujur yang bernasib malang, atau kelompok masyarakat yang masih mempercayai takhyul, misalnya.
 
Benar tema-tema itu relevan. Hanya, penceritaannya yang lurus tanpa nuansa sering terasa sebagai hasil simplifikasi masalah. Alternatif lain, cerita menjadi karikatural.
 
Dan untunglah bila yang terakhir itu yang terjadi. ‘Cemburu’, misalnya, yang menceritakan seorang istri yang tiba-tiba mencurigai suaminya mempunyai simpanan, boleh menjadi contoh.Sang suami diceritakan kini sering rapat dan dinas di luar, dan Mochtar Lubis lantas menyuruh si istri mengikuti ke mana suami pergi.
 
Terjadilah kelucuan-kelucuan: si istri ikut sidang, pertemuan, pesta……sampai akhirnya muak sendiri dan “membebaskan” sang suami. Dan justru di saat itulah sang suami mengantar pulang seorang bawahannya, perempuan tentu saja, dan baru kembali ke hotel pukul tiga dini hari.
 
Nasionalisme Nomor Satu
 
Tapi yang paling berhasil agaknya ‘nasionalis nomor satu’, cerita terakhir. Tidak saja karikatur kuat di sini, tapi pun kepadatan kisah terjaga hingga akhir. Jamal, yang bertekad menjadi nasionalis tulen, ternyata berhasil- dan dewa-dewa memberinya anugerah: rambutnya yang sudah beruban berubah menjadi merah dan putih.  Kebanggan yang muncul pada awalnya akhirnya berubah menjadi kesulitan, tentu saja.
 
Jamal lantas berusaha tidak menjadi nasionalis. Caranya: pokoknya melakukan hal-hal yang jahat, termasuk korupsi dan tindak asusila. Tapi meski jamal selalu meningkatkan penyelewengan –sampa-sampai menipu rakyat sebagai seorang presiden –warna rambutnya tetap ganjil. Ia tetap nasionalis nomor satu.
 
Kumpulan ini menyuguhkan karangan Mochtar Lubis yang ditulisnya di tahun-tahun 1950-an dan beberapa di awal zaman Orde Baru. Bahkan empat cerita telah pernah masuk dalam kumpulan cerita pendeknya, Perempuan  (1956).
 
Mochtar Lubis adalah pengarang novel yang bagus, Jalan Tak ada ujung (1952), dan juga Harimau! Harimau! (1975). Cerita-cerita pendeknya, Jalan Tak Ada Ujung terasa lebih pekat, memberi suasana dengan tokoh-tokoh yang hidup dan manusiawi.
 
Adapun cerpen-cerpennya, yang dulunya dimuat diberbagai majalah (kisah, siasat baru), mungkin juga sangat relevan dengan zamannya – sebagaimana cerita-cerita pendek Iwan Simatupang di surat kabar Warta Harian dulu.
 
Bedanyaa dengan Iwan, Mochtar Lubis  tidak mengesankan seorang tukang cerita yang tangkas. Dan, seperti juga sejumlah besar, “cerita pendek berbahasa lancar” di majalah Horison misalnya, kapan saja “isi yang penting” tidak terdapat, ia memang mudah terlupakan.
 
***
http://sastra-indonesia.com/2021/05/cerita-pendek-yang-praktis/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria