samedi 3 juillet 2021

Mengintip Dunia di dalam Dunia


Judul buku: Dunia Kecil; Panggung &Omong Kosong
Pengarang : A. Syauqi Sumbawi
Jenis buku: Novel
Epilog : Nurel Javissyarqi
Penerbit : PUstaka puJAngga, Sastra Nesia, Lamongan 2007
Tebal Buku: iv+220 hal, 12x19 cm
Peresensi : Imamuddin SA
 
Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong merupakan karya yang imajinatif. Karya yang penuh dengan perjalanan yang diliputi dengan perjuangan untuk mengungkap misteri. Misteri dalam realitas cerita itu sendiri.
 
Sebagaimana judul yang dipakai, Dunia Kecil; Panggung & Omong Kosong, novel ini mengisahkan tiga dunia sekaligus dalam rentang waktu yang bersamaan. Dunia tersebut adalah dunia nyata yang diwakili oleh omong kosong yang dilakukan antara dua orang tokoh yaitu sutradara pementasan dan salah seorang penonton pertunjukan. Ah tidak, bukan seorang penonton. Bisa jadi kita sendiri selaku penbacanya. Yang kedua adalah dunia panggung atau dunia pertunjukan drama dengan tokoh utamanya, Yangrana. Dunia yang ketiga adalah kisah perjalanan Yangrana dalam menembus dan melintasi dunia kecil yang terdapat di dalam lakon pertunjukan tersebut.
 
Yang menjadi penggerak alur cerita dalam novel ini adalah Yangrana, Sutradara, dan seorang Penonton. Maaf bukan penonton. Maksud saya pembaca. Eksistensi ketiga tokoh ini sangat jelas, namun yang menjadi tumpuan utama penulis, A. Syauqi Sumbawi adalah Yangrana. Tokoh inilah yang menjadi wahana penyalur ide dan pemikiran penulisnya.
 
Perjalanan Yangrana dalam dunia kecil merupakan sebuah perjalanan yang misterius. Perjalanan yang penuh dengan teka-teki yang harus diungkap olehnya. Kalau boleh diilustrasikan, perjalanan Yangrana seolah-olah menyimbolkan perjalanan ruhaniah seorang mistikus dalam mengungkap tabir kehidupan.
 
Di dalam dunia kecil tersebut, Yangrana berposisi sebagai orang yang awam. Orang yang tidak mengerti apa-apa dan bahkan ia pun tidak mengerti dengan keberadaanya saat itu. Setiap orang yang dijumpainya dalam dunia kecil tersebut, justru malah membuatnya semakin bingung. Setiap kali bertanya masalah keberadaanya, ia justru dihadapakan dengan persoalan-persoalan yang baru. Ia justru dihadapkan dengan teka-teki yang sanggup memicu timbulnya amarah.
 
Meskipun setiap orang yang ditemui Yangrana di dunia kecil tersebut membuatnya bingung dan emosi, mereka juga kerap menanamkan nilai-nilai kepribadian yang lebih. Nilai-nilai tersebut tidak hanya tertuju kepada Yangrana semata, melainkan juga mengarah kepada para pembaca. Beberapa di antara nilai-nilai tersebut adalah nilai kesabaran, keyakinan, dan percaya diri.
 
Sabar merupakan modal utama dalam menjalani kehidupan. Hal itu disebakan oleh, setiap kehidupan pasti terdapat suatu bentuk hambatan, ujian, dan tantagan. Semua itu haruslah dihadapi dengan penuh kesabaran agar seseorang kuat dalam menjalaninya. Selain itu, kesabaran merupakan pondasi awal dalam diri seseorang sebelum ia melakukan suatu perubahan yang sangat besar dan menyeluruh. Nilai kesabaran yang ditanamkan adalah; “Benar sekali. Karena di mana pun, hanya yang mempunyai kesabaran yang bisa beradaptasi. Pertahanan diri yang pertama sebelum melakukan evolusi” (hal:42).
 
Masalah keyakian merupakan masalah yang pokok dalam kehidupan seseorang. Keyakinan berorientasi pada personalitas seorang individu yang tidak dapat diganggu-gugat dan tidak dapat dipaksa-paksakan. Hal tersebut berorientasi kepada apa saja, baik ketuhanan, agama, ideologi, kebenaran, maupun yang lainya. Meskipun demikian, keyakinan seseorang bisa berubah-ubah dan tidak tetap. Kadang kuat dan kadang melemah. Semua itu tinggal sugestilah yang memegang peranan penting. Sugesti yang kuat dalam mempengaruhi-lah yang nantinya sanggup mengarahkan pilihan seseorang selanjutnya. Nilai keyakinan yang tercantum adalah; “Anda yakin sekali, Tuan Yangrana. Akan tetapi perlu anda tahu, keyakinan sifatnya tidak permanen. Seperti iklim cuaca yang begitu mudah berubah. Seperti temperatur. Kadang di puncak dan kadang di titik terrendah. Anda harus paham itu dan berhati-hati” (hal:93).
 
Sifat percaya diri keberadaanya juga sangat penting dalam diri seseorang. Dengan demikian, sifat tersebut perlu untuk ditumbuhkembagkan. Hal itu disebabkan oleh sifat percaya diri mampu menciptakan daya semangat hidup dalam diri seseorang. Seseoarang akan terlihat lebih bersemangat dalam menjalani realitas kehidupan yang ada jika ia memiliki sifat percaya diri yang tinggi. Namun perlu diingat, sifat percaya diri yang sangat berlebihan juga kurang baik dalam diri seseorang. Nilai sifat percaya diri yang terungkapkan adalah; “Kenapa anda masih bingung meskipun interpretasi anda tentang dunia kecil adalah sebuah jawaban yang benar, menunjukkan bahwa anda ragu-ragu. Apalah artinya kebenaran jika disikapi dengan keragu-raguan?!” (hal:92).
 
Masih cukup banyak nilai-nilai lain yang terdapat di dalam novel ini. Nilai-nilai tersebut dapat dijadikan cermin dalam menjalani realitas kehidupan yang ada. Masuklah ke dalam dunia kecil. Berjalanlah dan telusurilah lorong-lorong misteri yang ada di dalamnya, selaksa Yangrana yang mencari hakekat keberadaanya. Sungguh, hikmah kehidupan akan bermekaran selaksa kuncup bunga yang sedang mengembang. Dan petiklah!
 
Dari bangun intrinsiknya, ada satu permainan alur yang cukup unik di dalam novel ini. Di dalam novel ini, penulis secara sengaja menyematkan konstruksi alur yang meloncat-loncat, namun konstan dan terarah. Alurnya tidak serampangan dan tersusun secara apik. Loncatan-loncatan itu menimbulkan efek yang baik dalam karya tersebut, yaitu menimbulkan adanya suspens antara pembaca dengan karya itu sendiri. Yang menjadi titik pangkalnya adalah timbulnya foreshadowing dalam alur cerita sehingga menjadikan pembaca bertanya-tanya dan tertarik untuk mencari dan membaca kejadian-kejadian yang akan terjadi pada tokoh selanjutnya.
 
Selain semua itu, susunan alur yang demikian juga mampu membingungkan pembaca. Mereka yang kurang jeli, kurang teliti, dan kurang khusuk dalam membaca, maka akan mengalami hambatan saat melakukan pemahaman. Mereka kurang dapat menikmati dalam proses membaca, bahkan sanggup mengalami kejenuhan. Mereka juga akan bingung sendiri sebab tidak mampu menemukan kesatuan ide penceritaan. Jadi, dalam proses membaca perhatikan betul loncatan sekaligus perubahan alur ceritanya. Cermati dengan seksama antara suasana dunia panggung dengan di luar panggung.
 
Novel ini disusun ke dalam tiga puluh bagian buku. Setiap bagianya menghadirkan loncatan-loncatan yang cukup variatif. Dan dimunculkan dalam bentuk perubahan setting penceritaanya. Yang paling unik lagi, novel ini mengajak pembaca berdialog secara langsung. Pembaca dijadikan salah satu tokoh penyusun dan penggerak alur ceritanya. Hal itulah yang kiranya sungguh fantastik dan brilian yang dilakukan penulisnya. Suatu teknik yang jarang dan bahkan bisa dibilang belum pernah di terapkan oleh penulis sebelumnya. Dan akhirnya, selamat membaca! Selamat menyelami! Selamat menikmati! Temukan segala yang menjadi misteri.
***

https://sastra-indonesia.com/2008/08/mengintip-dunia-di-dalam-dunia/

Aucun commentaire:

Publier un commentaire

A. Anzieb A. Muttaqin A. Syauqi Sumbawi A.P. Edi Atmaja A.S. Laksana Abdurrahman Wahid Acep Zamzam Noor Adhie M Massardi Adin Adrizas Afrilia Afrizal Malna Afrizal Qosim Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahmad Faishal Ahmad Farid Yahya Ahmad Fatoni Ahmad Jauhari Ahmadun Yosi Herfanda Aik R Hakim Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Albert Camus Alex R. Nainggolan Amanche Franck Amien Kamil Aming Aminoedhin Ana Mustamin Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Anindita S. Thayf Anjrah Lelono Broto Annisa Febiola Anton Wahyudi Aprinus Salam Arafat Nur Arie MP Tamba Arif Yulianto Arifi Saiman Arswendo Atmowiloto Arung Wardhana Ellhafifie Aryo Bhawono AS Dharta Asarpin Atok Witono Awalludin GD Mualif Ayesha B Kunto Wibisono Badaruddin Amir Balada Bambang Bujono Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Bantar Sastra Bengawan Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Berita Foto Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Boy Mihaballo Budaya Budi Darma Bustan Basir Maras Catatan Cerbung Cerpen Chairil Anwar D. Zawawi Imron Daisy Priyanti Dareen Tatour Daru Pamungkas Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Sukarno Didin Tulus Dina Oktaviani Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dwi Fitria Dwi Klik Santosa E. M. Cioran Ebiet G. Ade Eddi Koben Edi AH Iyubenu Edy A Effendi Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Permadi Eko Prasetyo Enda Menzies Ernest Hemingway Erwin Setia Esai Evan Gunanzar F. Rahardi Fadllu Ainul Izzi Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Yasin Noor Fathoni Mahsun Fathurrozak Fauz Noor Fauzi Sukri Fazar Muhardi Feby Indirani Felix K. Nesi Franz Kafka FX Rudy Gunawan Gesang Gola Gong Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Guntur Budiawan Gus Noy Gusti Eka H.B. Jassin Hamka Hari Purwiati Haris del Hakim Hartono Harimurti Hasan Gauk Hasnan Bachtiar Henriette Marianne Katoppo Herry Lamongan HM. Nasruddin Anshoriy Ch Holy Adib Hudan Hidayat Humam S. Chudori I Nyoman Darma Putra Ida Fitri Idrus Ignas Kleden Ilung S. Enha Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Indonesia O’Galelano Indra Tjahyadi Indria Pamuhapsari Irwan Apriansyah Segara Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Zulkarnain J Anto Jadid Al Farisy Jakob Oetama Jalaluddin Rakhmat Jamal T. Suryanata James Joyce Januardi Husin Jemi Batin Tikal Jo Batara Surya Johan Fabricius John H. McGlynn John Halmahera Jordaidan Rizsyah Juan Kromen Judyane Koz Junaidi Khab Jurnal Kebudayaan The Sandour Jusuf AN K.H. M. Najib Muhammad Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha KH. Ahmad Musthofa Bisri Khansa Arifah Adila Khoirul Anam Khulda Rahmatia Kiki Sulistyo Komunitas Sastra Mangkubumen Komunitas-komunitas Teater di Lamongan Kurniawan Kurniawan Junaedhie Kuswaidi Syafi’ie Lagu Laksmi Shitaresmi Latief S. Nugraha Leila S. Chudori Lely Yuana Leo Tolstoy Linda Christanty Linda Sarmili Lutfi Mardiansyah M Zaid Wahyudi M. Adnan Amal M’Shoe Maghfur Munif Mahamuda Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Maman S. Mahayana Maratushsholihah Mardi Luhung Marhalim Zaini Maria Magdalena Bhoernomo Mariana Amiruddin Mario F. Lawi Maroeli Simbolon Martin Aleida Mashdar Zainal Mashuri Mbah Kalbakal Melani Budianta Mochtar Lubis Moh. Dzunnurrain Mohammad Bakir Mohammad Kasim Mohammad Tabrani Muhammad Ali Muhammad Idrus Djoge Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhidin M. Dahlan Mukhsin Amar Mulyo Sunyoto Munawir Aziz Musafir Isfanhari Mustain Myra Sidharta N. Syamsuddin CH. Haesy Naim Nanda Alifya Rahmah Nara Ahirullah Naskah Teater Naufal Ridhwan Aly Nawangsari Nezar Patria Niduparas Erlang Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nur Wahida Idris Nurel Javissyarqi Observasi Ocehan Pameran Lukisan Panggung Teater Pentigraf Performance Art Pondok Pesantren Al-Madienah Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Puthut EA Putu Wijaya R. Toto Sugiharto Raedu Basha Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Ratih Kumala Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Reko Alum Remy Sylado Resensi Reza Aulia Fahmi Ribut Wijoto Rikardo Padlika Gumelar Riki Dhamparan Putra Risang Anom Pujayanto Riska Nur Fitriyani Rofiqi Hasan Rokhim Sarkadek Roland Barthes Rony Agustinus Rosdiansyah Rozi Kembara Rx King Motor S Yoga S. Arimba S. Jai Sabda Armandio Sabine Mueller Sabine Müller Sabrank Suparno Saiful Amin Ghofur Sajak Samir Amin Samsudin Adlawi Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Sasti Gotama Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Shinta Maharani Sholihul Huda Sidik Nugroho Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Sofyan RH. Zaid Sohifur Ridho’i Soni Farid Maulana Sosiawan Leak Sri Pudyastuti Baumeister Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Sunan Bonang Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Suripno Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Sutrisno Buyil Syarif Hidayat Santoso T Agus Khaidir T.N Angkasa T.S. Eliot Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teater ESKA Teater Pendopo nDalem Mangkubumen Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Teks Lagu Keroncong Bengawan Solo Tirto Suwondo Tito Sianipar Tiya Hapitiawati Tjahjono Widijanto Tjoet Nyak Dhien Toeti Heraty Toto Sudarto Bachtiar Tujuh Bukit Kapur Udin Badruddin Umbu Landu Paranggi Undri Uwell's King Shop Uwell's Setiawan Vitalia Tata W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Hidayat Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Welly Kuswanto Wulansary Yasunari Kawabata Yeni Mulyani Yetti A. KA Yohanes Sehandi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yukio Mishima Yusri Fajar Zakky Zulhazmi Zawawi Se Zehan Zareez Zuhdi Swt Zuhkhriyan Zakaria